WahaiIsteri Anda Layak Happy Selepas Cerai, Inilah Cara Yang Tepat Untuk Move On! 3 min bacaan. Hidup harus diteruskan walau bagaimana sekali pun berat melepaskan satu perhubungan yang dijalin sekian lama. Jangan terus bersedih dan bangkitlah dengan cara menghargai diri anda sebagai wanita. Cerita isteri minta cerai bukan hal baru pabila Bagiyang ingin berkontribusi menambahkan subtittle ke dalam bahasa apapun, silahkan klik link di bawah ini: Namun hukum istri meminta cerai menjadi haram jika tanpa alasan syar'i. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja perempuan yang meminta (menuntut) cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas perempuan tersebut." (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). cara membuat es jeruk peras untuk jualan. JAKARTA - Islam sangat melarang setiap perempuan Muslim melakukan khulu' gugatan cerai tanpa sebab. Misalnya tiba-tiba seorang istri meminta suaminya untuk menceraikannya, padahal suaminya tidak melakukan kesalahan apapun. Suaminya memenuhi kewajibannya dalam memberi nafkah lahir dan batin, suaminya mampu menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya, suaminya juga tidak berkhianat. Namun demikian istrinya menginginkan adanya perceraian. Maka perbuatan perempuan yang seperti itu tidak dibenarkan dalam Islam. Bahkan dalam sebuah hadits dijelaskan perempuan yang melakukan khulu' haram mencium wewangian surga. Maka jika mencium wanginya saja tidak boleh, apalagi memasuki surga. وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَيُّمَاامْرَأَةٍ سَأَلْتَ زَوْجَهَاالطَّلَاقَ مِنْ غَيْرِمَابَأَسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَارَائِحَةُ الْجَنَّةِ. Rasulullah ﷺ bersabda “Siapapun orang perempuan yang minta cerai kepada suaminya tanpa ada kesalahan, maka haramlah atas perempuan itu wewangian surga,” HR. Abu Dawud. Maka ketika ada seorang perempuan yang tiba-tiba melakukan khulu' kepada suaminya tanpa ada sebab atau kesalahan dari suaminya, maka sejatinya perempuan itu seorang munafik. Boleh jadi perempuan tersebut tengah berkhianat dan memiliki lelaki idaman lain. Atau perempuan tersebut hanya berniat mempermainkan pernikahan semata untuk menguasai harta suaminya lalu mencerainya. وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمُخْتَلِعَاتُ هُنَّ الْمُنَافِقَاتُ. Rasulullah ﷺ bersabda “Orang-orang perempuan yang khulu’, mereka itu adalah perempuan munafik,” Kasyful Ghummah, hlm. 78, jilid 2. Terlepas dari harmonis atau tidaknya sebuah rumah tangga, menghadapi istri minta cerai bisa menjadi hal yang menakutkan. Terlebih jika suami berada di kubu yang berbeda, yaitu ingin mempertahankan pernikahan. Jika ingin mengupayakan berbaikan, pastikan ada perubahan sikap dan mengenali akar masalah. Petakan pula apakah permintaan berpisah dari istri ini muncul hanya karena emosi sesaat, akumulasi masalah yang bagaikan benang kusut, atau alasan lain? Mengetahui asal mulanya turut menentukan bagaimana sikap yang harus dilakukan. Cara menghadapi istri minta cerai Apabila ingin menyelamatkan rumah tangga dari perceraian, hal pertama yang harus ditunjukkan adalah komitmen untuk berubah. Pikirkan secara saksama apa perilaku yang akan diubah sehingga pernikahan tetap berjalan pada tempatnya? 1. Tidak memulai argumen Jangan terpancing untuk bertengkar atau memulai argumen tak berujung. Ini hanya akan memperkeruh suasana. Apabila diperlukan, tinggalkan pasangan ketika sedang dalam kondisi emosi. Jika dituding selalu kabur saat diminta berbicara, tegaskan bahwa Anda dengan senang hati akan berdiskusi dengan kepala dingin. 2. Komitmen untuk berubah Buat daftar apa saja komentar atau kritik yang pernah disampaikan pasangan. Kemudian, buat perubahan ke arah yang lebih baik. Setelah itu, sampaikan dengan intonasi setenang mungkin kepada pasangan tentang hal-hal apa saja yang akan Anda ubah. Terkadang, tidak mudah mencari tahu asal mula sikap yang tidak disukai pasangan. Bisa jadi, ini telah ada sejak Anda kecil dan merupakan kebiasaan di keluarga. Namun setelah mengetahui asal mulanya, berubah akan menjadi lebih efektif. 3. Percaya diri Buat komitmen untuk bersikap percaya diri dan siap menjalani hari-hari ke depan. Ini tetap penting terlepas dari apakah pasangan tetap tinggal dengan Anda atau tidak. Artinya, jangan sampai justru tidak menjadi diri sendiri atau bersikap negatif. 4. Tidak lari ke perilaku buruk Jangan berlari ke hal-hal yang buruk seperti minum alkohol berlebihan hingga obat-obatan terlarang. Ini bukan saatnya untuk menghancurkan diri sendiri. Sebisa mungkin, buat diri tetap bersikap sedewasa mungkin. 5. Lanjutkan kesibukan Ketimbang melampiaskan kekusutan pikiran pada hal-hal buruk, lanjutkan aktivitas sehari-hari. Apabila diperlukan, tambahkan aktivitas seperti pergi dengan teman-teman, keluarga, atau anak-anak. Coba eksplor hobi baru, berolahraga, atau menjajal hobi baru. Teruslah menjalani hidup terlepas dari apa yang terjadi dalam pernikahan Anda. Bukan masalah mengajak pasangan untuk bergabung, tapi jangan bereaksi negatif apabila disambut dengan penolakan. Tetap jalankan rencana seperti semula. 6. Beri ruang Saat berada di kondisi ini, beri ruang untuk pasangan. Jangan selalu meneror mereka tentang posisi atau jadwal sehari-hari. Biarkan mereka menjalani hari tanpa gangguan dari Anda sehingga bisa berpikir jernih. Ini sekaligus memberikan gambaran bagaimana kelak ketika harus hidup tanpa Anda di sampingnya. 7. Perhatikan penampilan Sangat wajar merasa tidak senang dengan diri sendiri dalam situasi ini, namun jangan sampai mengabaikan kebersihan tubuh. Tidak menjaga penampilan juga akan membuat pasangan semakin tidak tertarik dengan Anda. 8. Berbicara dengan ahlinya Apabila bingung bagaimana harus bersikap, cari orang yang tepat untuk berbicara. Mulai dari teman terdekat, saudara, hingga konselor. Sesi terapi dapat membantu memetakan emosi yang dirasakan sekaligus bagaimana sikap yang tepat karena setiap rumah tangga pasti unik. Pilihlah rekan bicara yang Anda pandang netral dan cukup dewasa. Waspadalah dengan toxic positivity yang justru dapat menimbulkan rasa selalu benar dalam menghadapi masalah. Baca JugaStereotip Bapak Rumah Tangga, Dianggap Pekerjaan yang Buruk oleh MasyarakatCiri-Ciri Istri Tidak Bahagia dalam Rumah Tangga yang Perlu Dikenali SuamiDampak Buruk Stonewalling, Bungkam untuk Menghindari Konflik dengan Pasangan Apa yang perlu dihindari? Ketika menghadapi istri minta cerai, wajar jika ingin melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan pernikahan. Sayangnya, banyak orang yang justru terjebak dengan melakukan sabotase. Mereka bertindak marah, dendam, atau bahkan melakukan kekerasan. Sebagai panduan, ini beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan karena justru tak dapat menyelamatkan pernikahan Memohon Memohon-mohon hingga mengancam pasangan agar tidak menggugat cerai hanya akan membuat mereka menjauh. Tak perlu menunjukkan dengan cara semacam ini. Sebaliknya, tunjukkan dengan perubahan sikap. Bergosip Tak ada gunanya juga membicarakan masalah dalam rumah tangga dengan orang lain meskipun teman dekat atau kerabat. Jangan melibatkan mereka untuk membujuk pasangan agar tidak meminta cerai. Mendiskusikan hal personal dengan orang lain hanya akan memperkeruh suasana. Meneror Hindari menelepon atau mengirim ratusan pesan kepada pasangan. Terlebih, jika ini bukan hal yang biasa Anda lakukan sebelumnya. Jangan pernah menunjukkan sikap putus asa karena akan membuat pasangan tidak terkesan. Mengintai Jangan mengikuti kegiatan pasangan dengan membuntuti mobilnya, memeriksa email, telepon, tagihan, dan lainnya. Inti yang sedang dilakukan adalah membangun kepercayaan, bukan sebaliknya. Membuat perubahan ke arah yang lebih baik – terlepas dari bagaimana akhir dari rumah tangga Anda kelak – akan selalu menjadi ide yang baik. Terlebih, akan selalu ada sikap atau perilaku yang dianggap problematik pada tiap rumah tangga. Baca JugaMemahami Arti Bucin Alias Budak Cinta dari Sudut Pandang SainsBelajar Menerima Lewat 5 Stages of Grief Tahap Kesedihan10 Penyebab Perceraian yang Sering Menimpa Pasangan Catatan dari SehatQ Menelusuri apa yang perlu diubah terutama jika berkaitan dengan akar masalah, akan membantu komunikasi lebih jelas dengan pasangan. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar hal apa saja yang perlu dihindari saat akan bercerai, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play. Perceraian adalah hal yang sangat dibenci oleh Allah. Bahkan Allah mengancamnya dengan tidak memberikan surga pada wanita yang meminta cerai pada suaminya. Ini selaras dengan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Rasulullah SAW bersabda, “Wanita mana saja yang minta cerai pada suaminya tanpa sebab, maka haram baginya bau surga.” HR. Abu Dawud 2226, Darimi 2270, Ibnu Majah 2055, Amad 5/283, dengan sanad hasan Adapun jika kondisi rumah tangga itu berubah, maka seorang wanita dibolehkan meminta cerai dengan beberapa syarat dan ketentuan. Para ulama telah menyebutkan perkara-perkara yang membolehkan seorang wanita meminta cerai dari suaminya. Berikut penjelasannya. Pertama. Apabila suami dengan sengaja dan jelas dalam perbuatan dan tingkah lakunya telah membenci istrinya, namun suami tersebut sengaja tidak mau menceraikan istrinya. Kedua. Perangai atau sikap seorang suami yang suka mendzalimi istrinya, contohnya suami suka menghina istrinya, suka menganiaya, mencaci maki dengan perkataan yang kotor. Ketiga. Seorang suami yang tidak menjalankan kewajiban agamanya, seperti contoh seorang suami yang gemar berbuat dosa, suka minum bir khomr, suka berjudi, suka berzina selingkuh, suka meninggalkan shalat, dan seterusnya Keempat. Seorang suami yang tidak melaksanakan hak ataupun kewajibannya terhadap sang contoh sang suami tidak mau memberikan nafkah kepada istrinya, tidak mau membelikan kebutuhan primer istrinya seperti pakaian, makan dll padahal sang suami mampu untuk membelikannya. Kelima. Seorang suami yang tidak mampu menggauli istrinya dengan baik, seperti seorang suami yang cacat, tidak mampu memberikan nafkah batin jimak, atau jika dia seorang yang berpoligami dia tidak adil terhadap istri-istrinya dalam mabit jatah menginap, atau tidak mau, jarang, enggan untuk memenuhi hasrat seorang istri karena lebih suka kepada yang lainnya. Keenam. Hilangnya kabar tentang keberadaan sang sang suami, apakah sang suami sudah meninggal atau masih hidup, dan terputusnya kabar tersebut sudah berjalan selama beberapa tahun. Dalam salah satu riwayat dari Umar Radhiyallahu’anhu, jangka waktu itu kurang lebih 4 tahun. wallahu a’lam. [] Khuluk Diperbolehkan dalam Islam © Seperti dikutip dari dalam syariat Islam, hukum istri minta cerai dalam Islam atau disebut dengan khuluk boleh diajukan. Namun harus sahabat Dream ketahui juga bahwa hukum diperbolehkannya tersebut dengan adanya persyaratan. Di mana sudah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, yakni suami dan istri terkait dengan besarnya nominal tebusan. Munculnya kesepakatan ini adalah sebagai bentuk dari kerelaan pihak suami dalam menerima tebusan serta kesanggupan dari istri untuk membayar tebusan tersebut. Dengan syarat bahwa besarnya tebusan tidak boleh lebih dari besarnya harga maskawin saat pernikahannya. Hukum istri minta cerai dalam Islam atau khuluk ini dijelaskan dalam al-Muhadzdzab fi Fiqh al-Imam al-Syafi’i oleh Imam Abu Ishak Ibrahim bin Ali bin Yusuf al-Fairuzzabadi al-Syafi’i berikut ini إذاكرهتالمرأةزوجهالقبحمنظرأوسوءعشرةوخافتأنلاتؤديحقهجازأنتخالعهعلىعوض Artinya “ Apabila seorang perempuan benci terhadap suaminya karena penampilannya yang jelek, atau perlakuannya yang kurang baik, sementara ia takut tidak akan bisa memenuhi hak-hak suaminya, maka boleh baginya untuk mengajukan khuluk dengan membayar ganti rugi atau tebusan.” Selain adanya faktor di atas yang membuat hukum istri minta cerai dalam Islam diperbolehkan, maka ada sebab lainnya yang bisa mengubah hukum tersebut. Diantaranya adalah ketika sang suami lalai akan hukum-hukum Allah SWT, seperti meninggalkan sholat wajib. Tetapi jika tidak ada sebab yang dijadikan sebagai alasan untuk mendasari bahwa istri menceraikan suaminya, maka hukum istri minta cerai dalam Islam pun menjadi haram. Kemudian dalam khuluq ini juga tidak ada rujuk seperti halnya dalam talak. Selain itu, dalam khuluk ini sang istri tetap boleh melakukannya meski sedang dalam masa haid. Itulah penjelasan tentang landasan khuluk yang dijelaskan dalam Al-Quran dan juga hukum istri minta cerai dalam Islam. Di mana hukumnya adalah diperbolehkan dengan adanya sebab serta syarat-syarat tertentu. Diluar adanya alasan tersebut, maka hukum istri minta cerai dalam Islam pun bisa menjadi haram. Perceraian merupakan berakhirnya pernikahan antara suami dan istri. Baik suami maupun istri bisa mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Pada saat kasus ditangani pengadilan, untuk mencapai ketuk palu cerai, terdapat beberapa tahapan. Lalu, bagaimana jika suami minta cerai? Bagaimana cara menyikapinya? Simak ulasannya berikut ini. Aturan dalam Meminta Cerai Berikut beberapa aturan/langkah apabila ingin mengajukan cerai, antara lain Mempersiapkan dokumen yang diperlukan Berikut beberapa dokumen yang harus disiapkan, antara lain Surat nikah asliFotokopi surat nikahFotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP dari penggugatSurat keterangan dari kelurahanFotokopi Kartu Keluarga KKFotokopi akte kelahiran anak jika memiliki anakMeterai Jika Anda ingin menggugat harta gono gini atau harta milik bersama, ingatlah untuk tetap menyiapkan berkas-berkas, seperti surat sertifikat tanah, surat-surat kepemilikan kendaraan bermotor BPKB dan STNK, dan dokumen harta lainnya. Daftarkan gugatan cerai ke pengadilan Apabila kelengkapan dokumen telah disiapkan, Anda dapat pergi mendaftarkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri. Untuk mendaftarkan gugatan cerai, Anda harus ke pengadilan di wilayah kediaman pihak tergugat. Contohnya apabila suami akan menggugat cerai istri, maka suami harus mengajukan gugatan tersebut di pengadilan tempat istri. Buat surat gugatan Ketika sampai di pengadilan, Anda dapat langsung menuju pusat bantuan hukum di pengadilan untuk membuat surat gugatan. Dalam surat gugatan cerai ini, Anda harus melampirkan alasan menggugat cerai. Alasan gugatan cerai juga harus dapat diterima oleh pengadilan, seperti ada unsur penganiayaan, penelantaran, kekerasan, pertengkaran terus menerus, dan alasan lainnya. Mempersiapkan biaya perceraian Seluruh biaya selama masa sidang cerai wajib dibayar oleh pihak yang mengajukan gugatan cerai. Biaya-biaya tersebut antara lain biaya pendaftaran dan materai, biaya proses ATK, biaya redaksi, dan biaya panggilan sidang. Biaya yang dikeluarkan selama proses sidang perceraian tergantung dari kedua belah pihak yang ingin bercerai. Apabila salah satu pihak tidak pernah menanggapi surat panggilan persidangan, maka pihak pengadilan memiliki hak dalam membebankan biaya yang lebih besar. Namun, hal ini kembali lagi tergantung pada jumlah ketidakhadiran pihak yang bercerai. Mengetahui tata cara dan proses selama persidangan Ketika proses persidangan berlangsung, kedua belah pihak harus menghadiri persidangan untuk mengikuti mediasi. Dengan adanya mediasi, diharapkan kedua belah pihak dapat berdamai dan menarik gugatannya. Namun, apabila keputusan untuk bercerai sudah bulat, maka akan dilanjutkan dengan pembacaan surat gugat perceraian. Apabila pihak tergugat tidak pernah memenuhi panggilan dari pihak pengadilan untuk mengikuti sidang, maka pihak pengadilan dapat membuat amar putusan yang berisi pemutusan sah antara suami dan istri. Amar putusan ini selanjutnya akan dikirimkan kepada pihak tergugat sebagai bukti kalau pernikahan telah berakhir. Jika pihak yang tergugat sama sekali tidak memberi tanggapan mengenai amar putusan, maka pihak pengadilan memiliki hak dalam membuat surat akta cerai. Mempersiapkan saksi Gugatan perceraian bisa berjalan dengan baik dan lancar apabila pihak penggugat memberikan alasan yang jelas terkait pengajuan gugatan cerai. Alasan ini juga akan disampaikan di pengadilan, termasuk menghadirkan saksi-saksi yang bisa memperkuat alasan perceraian. Saksi-saksi tersebut nantinya akan dihadirkan ketika sidang perceraian. Baca Juga Suami Berbohong Kepada Istri, Apa Penyebab dan Cara Menghadapinya? Penyebab Suami Minta Cerai Merasa tidak dihargai adalah penyebab suami minta cerai Laki-laki tentunya ingin merasakan dan mengekspresikan cinta yang mereka punya untuk pasangan mereka. Akan tetapi, ketika seorang laki-laki merasa kurang dihargai oleh seluruh keluarga, dia lebih cenderung menunjukkan kebencian daripada cinta. Itulah yang menjadi salah satu penyebab suami minta cerai. Berselisih dalam hal finansial Menurut beberapa psikolog, sebagian suami merasa bahwa ia merupakan pencari nafkah yang lebih tinggi dalam rumah tangga. Oleh sebab itu, beberapa pria akan mengeluhkan apabila pasangan menghabiskan seluruh uang yang telah dihasilkan. Baca Juga Dana Darurat Ideal Yang Harus Dipersiapkan Untuk Keluarga Perselingkuhan merupakan penyebab suami minta cerai Pada saat suami minta cerai karena perselingkuhan, hampir tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak keputusan yang dapat dihubungkan dengan perselingkuhan dan berapa banyak yang harus dikaitkan dengan faktor-faktor lain dalam hubungan. Tidak cocok atau sudah tidak memiliki persamaan Ketika pria mengharapkan pasangan yang mereka nikahi 10 tahun lalu menjadi orang yang sama dengan dia ketika di hari pernikahan mereka, hal tersebut tentu tidaklah mudah. Kenyataannya adalah, apabila Anda ingin tetap menikah, Anda harus tumbuh bersama atau Anda memiliki risiko tumbuh terpisah. Penyebab suami minta cerai yaitu keluhan tentang seks Pada saat seorang pria mengeluh tentang kehidupan seksnya yang kurang, kekhawatiran yang mendasarinya yaitu bahwa pasangannya tidak lagi menganggapnya menarik secara fisik. Ketakutan yang tidak terucapkan untuk seorang pria adalah bahwa ia sudah tidak lagi menarik. Mengajaknya ngobrol empat mata Ketika suami minta cerai, Moms tentu ingin mengetahui apa alasan di balik keinginan tersebut. Suami tentu mempunyai pemikiran dan alasan kuat sendiri sampai akhirnya memutuskan untuk minta cerai. Ajak ngobrol secara baik-baik apakah ada solusi lain yang bisa dilakukan selain bercerai, terutama apabila pernikahan telah dikaruniai anak. Penting untuk diingat bahwa psikis dan masa depan anak seringkali menjadi taruhan kala orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Tidak perlu panik dalam menyikapi suami yang minta cerai Panik merupakan hal yang wajar terjadi saat suami minta cerai, namun usahakan untuk tetap tenang. Sebaiknya Moms tetap menjaga emosi untuk tidak langsung marah-marah pada suami karena hal ini mungkin dapat membuatnya semakin kukuh untuk cerai. Menyibukkan diri Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas dinilai dapat menjadi salah satu cara efektif guna melampiaskan emosi yang ada. Oleh sebab itu, hindari sendirian di rumah tanpa kegiatan. Moms dapat melakukan beberapa aktivitas seperti olahraga, meditasi, yoga, mendengarkan musik atau melakukan hobi yang Moms sukai. Itulah beberapa penyebab dan cara menyikapi suami minta cerai, semoga bermanfaat! Baca Juga Suami Tidak Bekerja, Apa yang Harus Moms Lakukan? Momslyfe tidak mempunyai wewenang untuk menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Untuk konsultasi medis disarankan agar Moms mengunjungi dokter atau tenaga medis terdekat.

ketika istri minta cerai dan suami mengiyakan