SESEPUHPESANTREN DONASI PESANTREN BERITA TERBARU. Kyai Sa’dulloh : Jangan Pernah Tinggalkan NU! Addis Gumelar Dan Zahra Resmi Terpilih Sebagai Ketua PK IPNU-IPPNU MA Plus Al-Hikam Tanjungkerta Sumedang; Sah, Pengurus Santri Komplek Subulussalam Resmi Dilantik; Kobong Yang Terbakar di 2019, Kini Sudah Berdiri lagi.
Ditingkat daerah, Pesantren sebagai lembaga pendidikan formal biasanya menerapkan kurikulum madrasah sehingga tingkatan dalam pesantren juga meliputi madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Dalam struktur organisasi, pesantren ini berada di bawah departemen agama, tepatnya di bagian Pekapontren.
BerdasarkanStruktur Organisasi Pesantren yang ada dalam SK Pendirian dan peraturan-peraturan lain yang mendukung, dikembangkan sub organisasi sesuai dengan perkembangan dan tingkat kebutuhan yang mencakup penjabaran tugas pokok ke dalam uraian tugas yang lebih jelas, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran wewenang dan tanggungjawab. Pada langkah ini
BABVI STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA Pasal 9 (1) Struktur Organisasi Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami terdiri dari : a. Pimpinan pesantren/Direktur/Mudir Sekretaris, Bendahara dan pelaksana harian Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami melaksanakan tugasnya masing-masing dengan prinsip kerjama
Jumat 08 April 2022 | 10:32 Dibaca 23 kali salah satu peserta lomba azan sedang melantunkan azannya. Paser (Madrasah) – Memasuki hari keempat pelakasanaan kegiatan pesantren ramadhan 1443 H di MAN Paser dilaksanakan lomba azan terhadap seluruh siswa putra kelas X dan XI semua program studi dan bertempat di mushalla At-Tarbiyah MAN Paser.
cara membuat es jeruk peras untuk jualan. Uploaded byMa' Mun 100% found this document useful 1 vote165 views4 pagesDescriptionStruktur Organisasi pesantrenOriginal TitleStruktur Organisasi pesantrenCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 1 vote165 views4 pagesStruktur Organisasi PesantrenOriginal TitleStruktur Organisasi pesantrenUploaded byMa' Mun DescriptionStruktur Organisasi pesantrenFull description
Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Sidogiri STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGURUS Pengasuh Pengasuh adalah pimpinan tertinggi yang memegang wewenang penuh di Pondok Pesantren Sidogiri. Pengasuh ditetapkan atas dasar musyawarah dari Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri. Majelis Keluarga Majelis Keluarga adalah suatu badan yang anggotanya terdiri dari cucu laki-laki KH. Nawawie bin Noerhasan bin Noerkhotim. Majelis Keluarga merupakan badan yang berfungsi membantu tugas-tugas Pengasuh dalam mempertahankan dan menetapkan landasan dan dasar-dasar Pondok Pesantren Sidogiri, untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan luhur Pondok Pesantren Sidogiri. Pengurus Pengurus adalah suatu badan yang diangkat dan ditetapkan oleh Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri untuk masa jabatan tertentu. Pengurus berfungsi sebagai badan pelaksana program-program Pondok Pesantren Sidogiri. Yang dimaksud dengan Pengurus secara umum adalah Pengurus Harian Pondok Pesantren Sidogiri. Adapun penyebutan pengurus di bawah Pengurus Harian selalu diiringi dengan nama jabatan. Sedangkan yang dimaksud Pengurus dalam Tata Kerja ini adalah Pengurus dalam jabatan struktural di Pondok Pesantren Sidogiri. Pengurus terdiri dari dua tingkat, yaitu Pengurus Harian dan Pengurus Pelaksana. Selain Pengurus Harian dan Pengurus Pelaksana juga terdapat Pengurus Pelengkap, Pembantu Pengurus, dan Tenaga Khusus. Jabatan struktural kepengurusan di PPS terdiri dari Pengurus Harian Pengurus Pelaksana Pengurus Pelengkap Pembantu Pengurus Tenaga Khusus Majelis Keluarga A. Fuad Noerhasan – Pengasuh Mas d. Nawawy Sadoellah – Sekretaris Jenderal KH. Bahruddin Thoyyib – Anggota Pengurus Harian Ketua Umum H Bahruddin Thoyyib Wakil Ketua Umum d. Nawawy Sadoellah Sekretaris Umum HA. Saifulloh Naji Bendahara Umum H. Achmad Sa’dulloh Abd. Alim Ketua I M. Aminulloh Bq. Ketua II A. Saifulloh Muhyiddin Ketua III HM. Abd Jalil Kamil Ketua IV H. Nurhasan Ghozi
0% found this document useful 0 votes1K views16 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1K views16 pagesStruktur Organisasi Di PesantrenJump to Page You are on page 1of 16 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 14 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
55 di jalankan dengan baik, bagian penyuratan tentang masalah keorganisasian. 5. Bendahara yang memegang hak dalam memegang keuangan yang ada didalam pesantren sebagaimana tugasnya setiap uang yang masuk didalam pesantren akan masuk ke dalam bendahara dan dana yang masuk akan di alokasikan untuk kepentingan pondok pesantren Darul Ishlah. 6. Sedangkan seksi ta‟lim di sini yang sangat terihat mereka yang mengatur semua kegiatan yang berkaitan dengan agama segala kegiatan pengajian belajar mengajar itu yang mengatur adalah seksi ta‟lim atau kalau disebut di pesantren sebagai qismu ta’lim. 7. Seksi humas dari kepanjangan namanya yaitu hubungan masyarakat yang mana bertugas untuk menjaga dan mengembangkan hubungan kepada masyarakat akan menciptakan citra yang baik bagi masyarakat bagian ini melalui proses komunikasi dan selalu bersilaturah mi kepada masyarakat. 8. Seksi keamanan yang bertugas dan mempunyai kuasa dalam melakukan pengamanan yang ada di sekitar wilayah pesantren mempunya peraturan keamanan yang dibuat sendiri melainkan atas persetujuan pemimpin pesantren keamanan ini juga berhak menghukum santri-santri yang melakukan asas pelanggaran yang tidak boleh di langgar di pesantren. 9. Bagian kebersihan atau seksi kebersihan yang bertugas mengatur jadwal piket untuk semua santri terlebih kerja bakti itu untuk umum mengajak masyarakat untuk melakukan kerja bakti dan mengarahkan santri untuk melakukan tindakan kebersihan apabila dibutuhkan. 56 10. Bagian perlengkapan atau peralatan salah satu bagian yang menangani dan bertugas menjaga sekaligus memelihara sarana dan prasarana pondok pesantren agar barang terjaga dan terawat. F. Program Kerja Pondok Pesantren Darul Ishlah Program kerja di pondok pesantren Darul Ishlah beda halnya dengan pondok-pondok yang menggunakan sistem pendidikan yang di tetapkan oleh KEMENDIKNAS dan KANDEPAG, di pondok pesantren salafi Darul Ishlah menerapkan program kerja dengan metode pengkaderan kepada santri guna apa yang ia dapatkan didalam pesantren salaf ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu seorang pimpinan pesantren menegaskan bahwa semua santri yang masuk kepesantren ini harus mengikuti segala program dan kurikulum yang ada didalamnya, pesantren juga menjalan kan program belajar kitab kuning yang mana metode atau struktur pembelajarannya dilakukan bertahap dilakukan dengan mengetahui kemampuan seorang santri sebatas mana ia bisa mampu menempati kelas-kelas, di sini santri yang masuk tidak berpaku kepada umur untuk mendapatkan kelas yang lebih tinggi, tetapi tergantung dari kemampuan seorang anak. Apabila seorang anak mampu melewati apa yang diberikan dan kecerdasan anak berkembang maka akan naik ke kelas selanjutnya, program lain adalah Tahfidz Al-quran pada orang yang melakukan tahfidz ini tidak dikhususkan untuk melakukan belajar mengenai ketab kuning melainkan hanya mengkhususkan kepada penghafalan Al-quran saja agar apa pesan kiai supaya tidak menggangu target hafalan yang sedang dijalankan. 51 51 Wawancara langsung dengan KH. Amir Hamzah, Tanggal 21 november 2014. Pukul WIB 57 Dan juga pelatihan muhadharahdidalam pengertiannya muhadharahini adalah pelatihan berpidato atau ceramah agama agar membuat dan mengangkat nilai keberanian santri dalam menyiarkan agama kepada masyarakat, pelatihan muhadharahini dilakukan secara acak dan juga diberi tahukan selang 3 tiga hari agar sang santri bisa mempersiapkan bahan-bahan dalam latihan ceramah ini, supaya kosa kata yang dikatakan tidak terbata-bata dan juga bisa berbicara lancar dan baik. 52 G. Profil Pondok Pesantren Darul Ishlah Nama Pesantren Pondok Pesantren Darul Ishlah Nomor Telepon 021-79180874 Fax 021- 7942622 Nomor Pos 12740 Alamat Jalan buncit raya Mampang perapatan Rt 005 Rw 05 kelurahan kalibata kecamatan pancoran kota madya Jakata selatan. Nama Pimpinan KH. Amir Hamzah Kepemilikan tanah Milik Yayasan Sistem Pembelajaran Salafiah 52 Wawancara langsung dengan santri Pon-Pes Darul Ishlah tanggal 21 november 2014 pukul WIB 58 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Pola Komunikasi Antara Kyai Dan Santri Dalam Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darul Ishlah Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, maka Pola komunikasi antara Kyai dan Santri dalam metode pembelajaran Kitab kuning di Pesantren Darul Ishlah adalah sebagai berikut 1. Komunikasi Antarpribadi Dalam masalah ini didalam penelitian penulis menggunakan proses pola komunikasi antapribadi, komunikasi antarpribadi dilakukan oleh kyai dan ustad terhadap santri secara pribadi. Berdasarkan analisis penulis bahwa pembelajaran kitab kuning dilaksanakan dalam bentuk hafalan yang diberikan oleh kyai atau ustad kepada santrinya. Komunikasi antarpribadi ini cenderung untuk melihat kemampuan setiap santrinya dan memberikan motivasi terhadap santri yang memang mengalami kesulitan untuk beradaptasi terhadap kitab kuning yang dipelajari. Dengan cara kyai memanggil salah satu santri yang mengalami kesulitan dan mendiskusikannya di luar kelas secara tatap mata. Dalam proses pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren darul ishlah lebih diutamakan dengan kecerdasan otak dan juga tidak memandang usia dalam kenaikan kelas apabila seorang murid yang mempunyai kecerdasan dia berhak melanjutkan ke kelas yang selanjutnya, menurut wawancara dari salah seorang murid di pondok pesantren darul Ishlah. 59 Dahulu sosok pak kiyai metode pembelajarannya keras jadi sistemnya mesti hafal satu dalam jangka waktu tapi kalau sekarang beda cara pendektanannya bukan dengan cara kekerasan lagi tapi dengan cara kesadaran dan keikhlasan masing-masing supaya ilmunya lebih melekat. 53 Pada saat proses pola komunikasi dan proses belajar dahulu sosok kiyai ini keras dan tegas bahkan apabila ada seorang santri yang tidak melakukan penghafalan tepat waktu akan mendapat hukuman, tetapi dalam metode itu dirubah pada tahun 2013-sekarang ini menjadi metode kesadaran diri, jadi pak kiyai menekankan pada kesadaran seorang santri untuk belajar. Agar mendapatkan ilmu yang manfaat dan juga bisa melekat didalam diri yang mempelajari. Santri yang memang sudah hafal dapat langsung ke tahap selanjutnya. Namun santri yang belum hafal harus menghafalkannya dan tidak boleh untuk melanjutkan tahap berikutnya. Untuk santri yang sudah hafal dapat menyetorkan hafalannya kepada kyai. Jenis komunikasi ini sangat efektif dalam pembelajaran kitab kuning. Karena komunikasi ini bersifat tatap muka face to face dan menghasilakan timbal balik Feedback. Komunikasi antarpribadi memberikan kita kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri, belajar bagaimana dan sejauh mana terbuka pada orang lain serta mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain sehingga kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain. Komunikasi antarpribadi ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, 53 Hasil wawancara langsung santri zaky 21 november 2014 pukul WIB tempat ruang sekretariat
The purpose of this research is to develop the model of organizational structure in pesantren that have the relationship and an impact with organizational effectiveness. This research is quantitative research with structural equation modeling analysis. Sources of data from 273 managers were collected from 98 various profit and non-profit unit in Pesantren. To analyze data the researcher used a Partial Least Square PLS-SEM with Smart PLS as a tool. The result from this research is correlation result 0,553, it’s mean that there is correlation between organizational structure and organizational effectiveness at middle level. The result from determinant coefficient showed 0,305 30,5 % that there is significant effect from organizational structure toward organizational effectiveness in pesantren. Figures - uploaded by Djamaluddin PerawironegoroAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Djamaluddin PerawironegoroContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 179 HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR ORGANISASI DENGAN EFEKTIFITAS ORGANISASI DI PESANTREN RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONAL STRUCTURE WITH THE EFFECTIVENESS OF THE ORGANIZATION IN PESANTREN Djamaluddin Perawironegoro Universitas Ahmad Dahlan,Yogyakarta, Indonesia Email djamaluddin Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model struktur organisasi di pesantren yang memiliki keterkaitan dan pengaruh dengan efektivitas organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis pemodelan persamaan struktural. Sumber data dari 273 pengelola dikumpulkan dari 98 unit profit dan non profit yang ada di Pesantren. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan Partial Least Square PLS-SEM dengan Smart PLS sebagai alat bantu. Hasil dari penelitian ini diperoleh hasil korelasi sebesar 0,553 yang berarti terdapat hubungan antara struktur organisasi dengan efektivitas organisasi pada level menengah. Hasil koefisien determinasi menunjukkan 0,305 30,5% bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi di pesantren. Kata Kunci struktur organisasi, efektifitas organisasi, pesantren Abstract The purpose of this research is to develop the model of organizational structure in Pesantren that have the relationship and an impact with organizational effectiveness. This research is quantitative research with structural equation modeling analysis. Sources of data from 273 managers were collected from 98 various profit and non-profit unit in Pesantren. To analyze data the researcher used a Partial Least Square PLS-SEM with Smart PLS as a tool. The result from this research is correlation result 0,553, it’s mean that there is correlation between organizational structure and organizational effectiveness at middle level. The result from determinant coefficient showed 0,305 30,5 % that there is significant effect from organizational structure toward organizational effectiveness in Pesantren. Keywords organizational structure, organizational effectiveness, pesantren Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 180 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 A. Pendahuluan Robbins mengungkapkan bahwa keefektifan organisasi adalah tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek tujuan dan jangka panjang cara. Pemilihan itu mencerminkan konstituensi strategis, minat pengevaluasi, dan tingkat kehidupan organisasi. Sedangkan Steers mengemukakan bahwa batu uji yang sebenarnya untuk manajemen yang baik adalah kemampuan mengorganisasi dan memanfaatkan sumber-daya yang tersedia dalam tugas untuk mencapai dan memelihara suatu tingkat operasi yang menyampaikan hal yang membuat organisasi efektif adalah struktur organisasi yang tepat. Di sini dimaksudkan bahwa struktur organisasi mengandung makna kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, memiliki masalah yang kompleks dalam menjaga keberlangsungan hidupnya. Pokok masalahnya sebagaimana diungkapkan oleh Madjid adalah terletak pada lemahnya visi dan tujuan yang dimiliki pesantren. Tidak adanya perumusan tujuan itu disebabkan adanya kecenderungan visi dan tujuan pesantren diserahkan pada proses improvisasi yang dipilih oleh kiai atau bersama-sama pembantunya secara intuitif yang disesuaikan dengan perkembangan lanjut Wahid, menyampaikan bahwa problem pesantren pada umumnya adalah masalah organisasi, cukup banyak pesantren yang menurun mutunya karena organisasinya tidak baik dan tidak mampu mengantisipasi tuntutan zaman. Ada juga yang mengalami gesekan internal sehingga mengganggu jalannya menyampaikan perbedaan gaya kepemimpinan peantren dari jenis karismatik menuju ke rasional, dari otoriter kebapakan menuju diplomatik partisitpatif dan dari Laisser-Faire menuju ke pola kepemimpinan menjadi Stephen P. Robbins, Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, alih bahasa Jusuf Udaya Jakarta Penerbit Arcan, 1994, 85 Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi, alih bahasa Magdalena Jamin Jakarta Lembaga PPM dan Penerbit Erlangga, 1985, 1 Robbins, Teori Organisasi…, 53 Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan Jakarta Paramadina, 1997, 6 Shalahuddin Wahid, Transformasi Pesantren Tebuireng; Menjaga Tradisi di Tengah Tantangan Malang; UIN-Maliki Press, 2011, 77-120 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Jakarta INIS, 1994, 86 Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 181 efektif dengan diikuti perubahan pada struktur organisasi yang tepat. Seideal apapun seorang pemimpin, tidak memberikan perubahan yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pesantren, jika tidak didukung dengan struktur organisasi yang tepat. Berbagai petunjuk yang disampaikan oleh para ahli tersebut menunjukkan poin-poin penting terkait dengan pencapaian tujuan pesantren berdasarkan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa pesantren belum memiliki visi yang jelas untuk lembaga pendidikannya. Kalaupun sudah memiliki, visi tersebut masih dibuat, disampaikan, dan diimprovisasi oleh kyai pendiri pesantren dan para pengurus yang bersamanya. Dalam mencapai visi, pengelola pesantren memiliki kendala dengan problem utama yaitu organisasi internal. Problem organisasi secara internal dapat diketahui dari pola pengelolaan pesantren yang masih cenderung bersifat kekeluargaan. Demikian itu nampak, dengan pola kepemimpinan yang terpusat dalam pengambilan keputusan berdasarkan pada kyai pengelola pesantren. Tak jarang sumber daya manusia di pesantren ditentukan dengan pendekatan kekeluargaan. Sampai pada tahap ini pesantren memiliki problem perumusan tujuan dan pengelolaan struktur organisasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memberikan solusi pada hal tersebut, pendekatan manajemen dapat membantu menjawab masalah yang dihadapi oleh pesantren. Studi yang dilakukan oleh Susnadati, Gammahendra Razia, dan Basol dan Dogerlioglu menjelaskan faktor-faktor yang memiliki pengaruh determinan atas efektifitas organisasi secara signifikan adalah; struktur organisasi, budaya organisasi, dan lingkungan menyatakan tentang efektifitas organisasi yang dipengaruhi oleh ukuran organisasi. Ukuran organisasi dapat dikelola secara efektif untuk memberdayakan pekerja dan meningkatkan kinerja organisasi yang temuan kontradiktif disampaikan oleh Naserinajafabady dalam penelitiannya menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara struktur Susnadati, “Faktor-faktor Determinan Keefektifan Organisasi SMA Negeri di Semarang Pada Era Desentralisasi Pendidikan,” Disertasi, Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2007; Fianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri,” Jurnal Administrasi Bisnis, No. 2, 2014 1; Mbaraka Razia, “A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya,” International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015 15-25; Esra Basol and Ozgur Dogerlioglu, “Structural Determinants of Organizational Effectiveness,” Journal of Organizational Management Studies, 2014 1-13. Edwinah Amah, Mildre Daminabo-Weje, dan Roberta Dosunmu, “Size and Organizational Effectiveness Maintaining a Balance,” Advances in Management & Applied Economics, Vol. 3, No. 5 2013 115. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 182 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 organisasi dengan efektifitas organisasi. Vinitwatanakhun, dalam disertasinya menyatakan bahwa kepemimpinan, teknologi, strategi perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia memberikan penjelasan tentang efektifitas organisasi. Faktor-faktor lain seperti lingkungan, budaya, desain struktur, dan control kekuasaan tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas sebagai institusi pendidikan Islam tertua di Indonesia memiliki keunikan dibandingkan dengan madrasah atau sekolah formal pada umumnya. Keunikan tersebut terletak pada pola pendidikan yang mengharuskan seorang santri untuk tinggal di asrama selama 24 jam. Dari semenjak bangun tidur, para santri sudah “diatur” untuk mengikuti kegiatan bangun subuh kemudian shalat subuh berjama’ah. Hingga menjelang tidur lagi, diharuskan untuk menempati tempat tidur yang menjadi milik dan haknya. Dalam rangka mengelola berbagai program pendidikan pesantren, kepala pesantren atau pengasuh pesantren menyusun suatu struktur organisasi yang memiliki fungsi dan tujuan untuk ketertiban dan keteraturan kegiatan yang direncanakan. Dengan demikian setiap program dapat diperhatikan keterlaksanaannya, dan dapat dievaluasi untuk hasil yang lebih baik. Keberhasilan program dan kegiatan pesantren merupakan satu bagian kecil dari keberhasilan tujuan pesantren yang lebih besar. Sebagai contoh, tujuan pesantren adalah menumbuhkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan. Maka para pengelola pesantren, menyusun berbagai sarana dan prasarana untuk memfasilitasi para santri dengan kekuatan struktur organisasi yang dimiliki agar mencintai ilmu pengetahuan. Termasuk penciptaan lingkungan yang mendukung para santri agar mencintai ilmu. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi di pesantren. Dengan pengetahuan akan keterkaitan hubungan dan pengaruh dari struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi, para pengelola pesantren dapat merumuskan struktur organisasi yang baik, dengan hal tersebut efektifitas atau ketercapaian tujuan pesantren dapat diraih dan dioptimalkan. Razieh Naserinajafabady, Hassan Rangriz, and Javad Mehrabi, “Effects of Organizational Culture, Structure, and Strategy on Organizational Effectiveness by Using Knowledge Management Case Study; Seven International Transportation Company,” International Research Journal of Applied and Basic Science, Vol. 7, No. 6 2013 355-361 Watana Vinitwatanakhun, “Factors Affecting Organizational Effectiveness of Nursing Institutes in Thailand,” Dissertation, in National Institute of Development Administration Bangkok Thailand 1998. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 183 B. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi menggunakan alat analisis struktur persamaan model Structural Equation Modelling berbasis varian. Alat untuk menganalisis data menggunakan Smart PLS 2. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengurus pengelola unit-unit di pesantren yang dikelola oleh santri dan guru yang berjumlah 942 pengurus terdiri dari 478 guru, dan 464 santri. Dengan menggunakan teknik probably sampling, dibantu dengan rumus hitungan sample dari Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5 %, ditentukan jumlah sample responden sebesar 273 sampel. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket. Metode angket dipilih dengan asumsi bahwa untuk mendapatkan data akurat tentang keterlaksanaan struktur organisasi dan efektifitas organisasi pesantren lebih mudah dikumpulkan dengan instrumen angket. Instrumen angket dibuat dan disusun berdasarkan teori-teori dan konsep dalam manajemen konvensional yang dikombinasikan dengan konsep di pesantren sebagaimana disampaikan oleh ahli pesantren seperti Mastuhu dan Zarkasyi. 4. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan setelah data dari instrumen penelitian dikumpulkan yang kemudian menghasilkan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dimaksudkan adalah menyampaikan data responden secara deskriptif tanpa memberikan tafsir dari data yang ada. Sedangkan analisis inferensial dimaksudkan adalah menyampaikan hasil data penelitian yang kemudian dikalkulasi menggunakan aplikasi Smart PLS yang menghasilkan nilai untuk kemudian digunakan dalam uji hipotesis penelitian. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 184 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 273 responden yang terdiri dari dua jenis pengurus yaitu santri dan guru. Tabel 1 menunjukkan distribusi deskripsi responden berdasarkan status pengurus Tabel 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sumber Olah data penelitian 2018 Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyan dari guru sebagai pengurus pengelola pesantren yaitu 139 responden atau 50,92 %, sedangkan selebihnya yaitu 134 responden aatu 49, 08 % adalah responden dari santri sebagai pengurus. Berdasarkan unit yang dikelola oleh para pengurus tersebut dikelompokkan dalam tiga unit, yaitu 1 unit yang dikelola oleh santri saja; 2 unit yang dikelola oleh guru; dan 3 unit guru yang dibantu oleh santri. Berikut tabel 2 menunjukkan deskripsi responden berdasarkan unit Tabel 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Unit Sumber Olah data penelitian 2018 Berdasarkan data pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden lebih banyak di unit-unit yang dikelola oleh guru yaitu 139 responden atau 50,92 %, sedangkan berikutnya adalah unit santri sendiri sebanyak 93 responden atau 34,06 %, dan staff unit atau unit guru yang dibantu oleh santri sebanyak 41 responden atau 15,02 %. Dengan paparan data deskriptif responden berdasarkan status dan unit yang dikelola, demikian itu dapat menjadi pengetahuan bahwa responden pada penelitian ini adalah para pengurus yang aktif dalam organisasi atau unit-unit di pesantren. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 185 2. Analisis Inferensial Analisis inferensial dilakukan dengan melakukan perhitungan berdasarkan data dari instrument angket penelitian. Data tersebut diberikan nilai untuk dihitung besaran nilai uji indikator dan uji hipotesis penelitian. Analisis model struktural berbasis varian dengan aplikasi Smart PLS menjadi alat untuk menguji validitas indikator dan hipotesis penelitian. Hasil hitung menunjukkan sebagaimana pada gambar 1, sebagai berikut Gambar 1. Hasil Hitung Algoritma 1 Gambar tersebut menunjukkan nilai hasil hitung dari setiap indikator struktur organisasi yaitu 1 departementalisasi 0,246; 2 otoritas 0,621; 3 spesialisasi 0,698; 4 orientasi impersonal 0,646; 5 pembagian kerja; 0,521; dan 6 wewenang interaktif 0,679. Indikator efektifitas organisasi pesantren menunjukkan 1 nilai dan falsafah pesantren 0,784; 2 orientasi pendidikan 0,709; 3 pendidikan berbasis asrama 0,786; 4 masyarakat santri yang mengatur sendiri 0,730; 5 pendidikan untuk masyarakat 0,762; dan 6 peran kyai 0,762. Semua indikator tersebut menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,5 kecuali indikator departementalisasi dari variabel struktur organisasi yang memiliki nilai 0,246. Demikian itu menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid dalam mendeskripsikan variabel yang dihipotesakan, kecuali indikator departementalisasi. Untuk itu dilakukan hitungan ulang dengan tidak menyertakan indikator departementalisasi. Gambar 2 berikut adalah hasil perhitungan dengan menghilangkan indikator departementalisasi Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 186 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 Gambar 2. Perhitungan algoritma 2 Gambar 2 menunjukkan semua indikator dari variabel struktur organisasi dan efektifitas organisasi memiliki nilai lebih besar dari 0,5. Demikian itu menunjukkan validitas semua indikator untuk memprediksi variabel-variabel yang dihipotesakan untuk memiliki hubungan. Berikut adalah perhitungan dengan menggunakan bootstrapping untuk menunjukkan nilai T-statistik dalam rangka menjawab hipotesis penelitian, sebagaimana pada gambar 3 berikut Gambar 3. Perhitungan bootstrapping Gambar 3 menunjukkan nilai bootsrapping atau T-statistik sebesar antara variabel struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dengan melihat nilai T-tabel, yaitu 1,96 dapat difahami bahwa nilai T-statistik lebih besar daripada nilai T-tabel. Demikian itu dapat dimaknai dengan menolak H0, struktur organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisasi di pesantren. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 187 Tabel 3. Uji Struktural Struktur Organisasi -> Efektifitas Pesantren Struktur Organisasi -> Efektifitas Pesantren Struktur Organisasi -> Efektifitas Pesantren Sumber Analisis data dengan Smart PLS Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa efektifitas organisasi pesantren dipengaruhi oleh struktur organisasi sebesara 30,5 % 0,305. Selebihnya yaitu 69,5 %, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model seperti budaya pesantren, manajemen sumber daya manusia, dan pengembangan organisasi. Tabel 3 menunjukkan nilai T-statistik 5,896 yang lebih besar dari nilai T-tabel 1,96 dengan kemungkinan 5 % dari derajat bebas. Demikian itu memiliki makna bahwa struktur organisasi memberikan pengaruh secara signifikan terhadap efektifitas organisasi pesantren. Nilai koefisien parameter menunjukkan angka 0,553 artinya terdapat pengaruh positif dari manajemen sumber daya manusia terhadap efektifitas pesantren. Semakin tinggi struktur organisasi dijalankan, maka semakin tinggi efektifitas organiasi di pesantren. Sedangkan nilai korelasi 0,553 pada tabel 5, menunjukkan terdapat hubungan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Nilai korelasi 0,553 mengindikasikan hubungan yang cukup. Kajian teoritis tentang pengaruh struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi telah banyak dilakukan oleh para ahli manajemen. Robbins dan Judge, mengungkapkan bahwa untuk menuju pada tingkatan mengurangi ambiguitas dari para pegawai, dan klarifikasi tentang pekerjaan, pelaporan, kerjasama, dan koordinasi, struktur organisasi membentuk sikap, memfasilitasi, dan memotivasi mereka untuk kinerja yang mengungkapkan faktor-faktor yang memberikan pengaruh Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior New Jersey Pearson Prentice Hall, 2007, 501. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 188 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 pada efektifitas organisasi, yaitu ciri organisasi, dalam hal ini disebutkan struktur dan menyatakan bahwa apa yang membuat organisasi efektif adalah struktur organisasi yang tepat. Gibson et. al menyebutkan, di antara faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi adalah environment, technology, strategic choices, structure, processes, and menyebutkan bahwa structure is a powerful tool for reaching strategic goals, and a strategy’s success often is determined by its fit with organizational structure. Etzioni dalam studinya yang berjudul Authority Structure and Organizational Effectiveness, menyebutkan bahwa otoritas dalam struktur organisasi memberikan pengaruh pada efektifitas empiris pengaruh struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi dilakukan oleh Gammahendra, et. al yang mendapatkan suatu kesimpulan bahwa struktur organisasi memberikan pengaruh terhadap efektifitas organisasi. Disertasi Susnadati pada tahun 2007 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memiliki pengaruh determinan terhadap efektifitas organisasi secara signifikan adalah; struktur organisasi, budaya organisasi, dan lingkungan organisasi. Sedangkan konflik organisasi tidak mempengaruhi efektifitas organisasi secara penelitian yang dilakukan oleh Basol dan Dogerlioglu, menjelaskan kesimpulan bahwa beberapa variabel dalam struktur organisasi seperti formalisasi, sentralisasi dan spesialisasi mampu meningkatkan efektifitas organisasi. Sedangkan ukuran organisasi tidak menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat efektifitas organisasi, bahkan pengaruhnya adalah yang dilakukan oleh Razia, mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dalam kajiannya disebutkan bahwa empat konstruk dari struktur organisasi yaitu formalisasi, Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi…, 209-214. Stephen P. Robbins, Teori Organisasi…, 53. James L. Gibson, Organizations Behavior, Structure, Processes New York Mc Graw-Hill Irwin, 2009, 16. Richard L. Daft, Management USA South Western, 2010, 244. Amitai Etzioni, “Authority Structure and Organizational Effectiveness,” Administrative Science Quarterly, Vol. 4, No. 1 1959 43. Fianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri,” Jurnal Administrasi Bisnis, No. 2, 2014 1. Susnadati, “Faktor-faktor Determinan…” Esra Basol and Ozgur Dogerlioglu, “Structural Determinant…,” 13. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 189 integrasi horizontal, komunikasi, dan pengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi efektifitas Vinitwatanakhun menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan, teknologi, strategi perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia memberikan penjelasan tentang efektifitas organisasi. Sedangkan faktor-faktor lain seperti lingkungan, budaya, desain struktur, dan kontrol kekuasaan tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas dengan hal tersebut, adalah Naserinajafabady pada hasil penelitiannya menjelaskan tidak terdapat hubungan yang positif antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dengan kata lain struktur organisasi tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas kajian teoritis menunjukkan hubungan yang positif antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Hasil kajian empiris terdapat dua temuan penelitian, yaitu struktur organisasi berpengaruh signifikan terhadap efektifitas organisasi, dan struktur organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas organisasi. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris tersebut dirumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah struktur organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas organisasi di Pondok Modern Darussalam Gontor. Konsep struktur organisasi di pesantren dibangun oleh dimensi-dimensi pembagian tugas, otoritas, spesialisasi, departementalisasi, orientasi impersonal, dan wewenang yang bersifat interaktif. Dimensi-dimensi yang menjadi ciri-ciri struktur organisasi di pesantren disampaikan Mastuhu, yang terdiri dari; a memiliki dua sayap, sayap 1 menjaga kebenaran absolute, dan sayap -2 menjaga kebenaran relatif; b supremasi sayap 1 atas sayap 2; c sayap 1 dijaga oleh kiai utama dibantu oleh kiai-kiai dan ustadz yang dipilih dengan standar keilmuan sebagaimana kiai utama, sedangkan sayap 2 dijaga oleh kiai-kiai muda, ustadz dan santri; d kiai utama merupakan pimpinan spiritual dan tokoh kunci pesantren, hubungan dengannya dilandasi kesadaran akan keberkahan, keikhlasan, dan ibadah; e pembagian kerja antar unit cenderung kurang tajam dan banyak terdapat kesamaan; f gaya kerja dalam struktur organisai Mbaraka Razia, “A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya,” International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015 15-25. WatanaVinitwatanakhun, “Factors Affecting…” Razieh Naserinajafabady, Hassan Rangriz, and Javad Mehrabi, “Effects of Organizational Culture…” Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 190 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 pesantren pada umumnya masih merupakan garis lurus ke atas, artinya setiap unit kerja bergantung pada atasan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa struktur organisasi berjalan dengan sangat baik. Hasil analisis data dengan menggunakan analisis model struktural berbasis varian mendapatkan nilai korelasi antara struktur organiasi dengan efektifitas organisasi sebesar 0,553. Dibandingkan dalam tabel intreperetasi korelasi, menghasilkan kesimpulan bahwa hubungan yang demikian itu dalam kategori cukup atau sedang. Hasil uji olah data bootstrapping menghasilkan angka t statistik 5,896. Dengan kriteria apabila nilai T-statistik > T-tabel yaitu maka H0 ditolak. Hasil tersebut memberikan nilai t statistik lebih besar daripada t tabel 5,896 > 1,96. Disimpulkan bahwa H0 ditolak, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Hasil penelitian ini secara teoritis mendukung teori yang disampaikan oleh Steers, yang mengungkapkan bahwa struktur organisasi mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai mengungkapkan bahwa yang membuat organisasi efektif adalah struktur organisasi yang tepat. Robbins dan Judge, mengungkapkan bahwa dalam rangka mengurangi ambiguitas dari para pegawai, dan klarifikasi tentang pekerjaan, pelaporan, kerjasama dan koordinasi, struktur organisasi membentuk sikap, memfasilitasi, dan memotivasi mereka untuk kinerja yang tinggi. Daft, mengungkapkan bahwa struktur organisasi merupakan alat yang kuat dalam mencapai ketercapaian tujuan strategis, dan ketercapai tujuan strategis tersebut ditentukan oleh kesesuaiannya dengan struktur organisasi. Gibson menyebutkan berbagai hal yang mempengaruhi efektifitas organisasi diantaranya adalah struktur organisasi. Para ahli tersebut mengungkapkan satu kesamaan teori akan berpengaruhnya struktur organisasi terhadap kinerja organisasi atau efektifitas organisasi. Hasil penelitian ini juga mendukung kajian empiris yang menunjukkan keberpengaruhan struktur organisasi dengan efektifitas organisasi disampaikan oleh Etzioni, yang menyebutkan bahwa faktor penting dalam yang menunjukkan kemampuan Mastuhu, Dinamika…, 74-78. Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi…, 70. Stephen P. Robbins, Teori Organisasi..., 53. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior…, 501. James L. Gibson Organizations…, 16. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 191 organisasi mencapai tujuannya adalah struktur otoritas. Gammahendra yang melakukan penelitian pengaruh struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi mendapatkan kesimpulan bahwa struktur organisasi berpengaruh terhadap efektifitas pada penelitian yang dilakukan untuk guru-guru SMA di kota Semarang menjelaskan bahwa struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas organisasi. Basol dan Dogerlioglu yang menyatakan dimensi-dimensi dalam struktur organisasi seperti formalisasi, sentralisasi dan spesialisasi mampu meningkatkan efektifitas mengungkapkan hubungan yang signifikan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan olehnya, yang menyebutkan bahwa empat konstruk dari struktur organisasi yaitu formalisasi, integrasi horizontal, komunikasi, dan pengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi efektifitas penelitian ini yang menunjukkan pengaruh yang signifikan dari struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi. Kajian empiris yang berlawanan dengan kesimpulan ini adalah Gavrea menguji 10 variabel yang dapat mempengaruhi efektifitas organisasi yaitu; strategi, kepemimpinan, struktur, kualitas, inovasi dan pengembangan, teknologi informasi, penilaian kinerja, pegawai, manajemen korporasi, dan lingkungan eksternal. Dari berbagai variabel tersebut, ditemukan signifikasi hubungan dengan kinerja organisasi, hanya variabel struktur yang tidak memiliki signifikansi hubungan dengannya. Vinitwatanakhun, dalam disertasinya mengungkapkan suatu temuan bahwa kepemimpinan, teknologi, strategi perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia memberikan penjelasan tentang efektifitas organisasi. Sedangkan faktor-faktor lain seperti lingkungan, budaya, desain struktur, dan kontrol kekuasaan tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dengan Amitai Etzioni, “Authority Structure…” Fianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, “Pengaruh Struktur Organisasi…” Susnadati, “Faktor-faktor Determinan…” Esra Basol and Ozgur Dogerlioglu, “Structural Determinant…” 1-13. Mbaraka Razia, “A Comparative Analysis…” Corina Gavrea, et. all, “Determinants of Organizational Performance; The Case of Romania,” Management and Marketing, Vol. 6, No. 2 2011 298. WatanaVinitwatanakhun, “Factors Affecting...” Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 192 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 kata lain struktur organisasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas demikian dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi di pondok modern Ponorogo berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas organisasi. Pengaruh tersebut tergolong rendah yaitu 30, 5 %, demikian itu memiliki makna bahwa struktur organisasi telah berjalan di pesantren, akan tetapi kurang optimal. Karena optimalisasi dari dimensi-dimensi struktur organisasi dari para guru dan dan santri sebagai pengurus akan berdampak pada signifikansi pengaruh terhadap efektifitas organisasi di pesantren. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal ini terjadi, yaitu; 1. Struktur organisasi adalah bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas organisasi, sebagaimana diungkapkan oleh Steers, yang mengungkapkan bahwa dalam kategori ciri organisasi selain struktur organisasi terdapat teknologi yang turut mempengaruhi efektifitas Gibson menyebutkan struktur organisasi tidak berperan secara mandiri terhadap efektifitas organisasi. Terdapat faktor lain yaitu lingkungan, teknologi, pilihan strategis, proses, dan budaya yang turut mempengaruhi efektifitas Proposisi yang disampaikan oleh Mastuhu, masih terbatas pada dimensi spesialisasi kerja, departementalisasi, orientasi impersonal, desentralisasi dan otoritas. Sedangkan dimensi lain seperti formalisasi dan rentang kendali belum menjadi kajian yang difokuskan dalam pola struktur organisasi di pesantren. Robbins, Robbins dan Judge, Robbins dan Coulter, Daft, dan Hanggraenimenyebutkan akan peran penting formalisasi dan rentang kendali dalam struktur organisasi. Formalisasi di sini dimaksudkan tingkat di mana pekerjaan di sebuah organisasi distandarkan. Rentang kendali dimaksudkan jumlah bawahan dari seorang manajer yang dapat diarahkan secara efektif dan efisien. Razieh Naserinajafabady, Hassan Rangriz, and Javad Mehrabi, “Effects of Organizational Culture…” 355-361. Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi…, 209-214. James L. Gibson, Organizations…, 378. Mastuhu, Dinamika…, 76-78. Stephen P. Robbins, Teori Organisasi…, 91-118. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior…, 478. Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management…, 265-273. Richard L. Daft, Management…, 244. Dewi Hanggraeni, Perilaku Organisasi – Teori, Kasus, dan Analisis Jakarta Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2011, 134-140. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 193 4. Robbins dan Judge mengungkapkan bahwa formalisasi dapat diminimalisir dengan budaya organisasi yang kuat. Dengan kata lain, ketika budaya organisasi di pesantren kuat, akan meningkatkan prilaku konsisten dari warga pesantren, demikian itu meminimalisir formalisasi. Dengan demikian ditemukan bahwa struktur organisasi di Pondok Modern Gontor Ponorogo yang terdiri dari dimensi-dimensi; a pembagian struktur organisasi berdasarkan jenis nilai yang mendasarinya. Terdapat nilai-nilai agama dengan kebenaran absolut yang dijaga oleh para kiai senior dan terdapat pula yang betanggungjawab untuk akan pengamalan nilai-nilai tersebut. Untuk kelompok pertama disebut sayap 1, sedangkan untuk yang kedua disebut sebaga sayap 2; b supremasi sayap 1 atas sayap 2 otoritas, pada kondisi ini sayap 2 tidak diperkenankan untuk bertentangan dengan sayap 1; c sayap 1 dijaga oleh kiai utama dibantu oleh kiai-kiai dan para asatidz yang dipilih dengan standar keilmuan sebagaimana kiai utama, sedangkan sayap 2 dijaga oleh kiai-kiai muda, ustadz dan santri spesialisasi; d kiai utama merupakan pimpinan spiritual dan tokoh kunci pesantren, hubungan dengannya dilandasi kesadaran akan keberkahan, keikhlasan, dan ibadah orientasi impersonal; e pembagian kerja cenderung kurang tajam dengan adanya kesamaan-kesamaan antar unit, akan tetapi yang demikian itu memiliki kekhususan masing-masing. Dalam mengelola unit-unit tersebut inisiatif bergantung pada pengelola unit, yang kemudian diajukan kepada pengasuh atau kiai untuk diminta restu dan izinnya. Pada pelaksanaannya inisiatif yang diberikan izin adalah dengan batasan tidak bertentangan dengan ajaran agama dan tradisi pesantren, juga memiliki tujuan untuk kemajuan santri dan pesantren departementalisasi; f gaya kerja dalam struktur organisai pesantren pada umumnya masih merupakan garis lurus ke atas, sehingga atasan dari unit bertanggung jawab secara langsung. Akan tetapi sekalipun demikian, keberhasilan kerja dalam struktur organisasi di pesantren merupakan penjumlahan dari hasil kerja masing-masing unit. Sehingga sekalipun terfokus ke atas, tetapi hubungan kerja sama antar unit merupakan kelaziman. Model yang demikian itu adalah model wewenang yang bersifat interaktif antar unit dan bagian-bagian di pesantren; g rasio jumlah pengurus sebagai pimpinan dan anggota. rentang kendali; dan h tingkat sejauh mana suatu pekerjaan distandarisasikan formalisasi. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior…, 514-515. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 194 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 Optimalisasi dari kinerja struktur organisasi diharapkan mampu untuk membantu meningkatkan kinerja organisasi di Pondok Modern Gontor Ponorogo. Pada saat dimensi-dimensi struktur organisasi berjalan dengan sangat baik, maka akan turut mempengaruhi efektifitas organisasi pesantren. Sebaliknya, jika struktur organisasi tidak tertata dengan baik harapan untuk ketercapaian efektifitas organisasi berada pada bangunan budaya yang kuat. D. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas diharapkan untuk mampu bertahan dan berkembang dalam menghadapi dinamika globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi, demokratisasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Beberapa dekade terakhir, perkembangan pesantren berlangsung dengan sangat massif yaitu dengan menyelenggarakan berbagai bentuk pendidikan formal. Tentu perkembangan ini berimplikasi pada pengembangan struktur organisasi yang dibangun. Berdasarkan penelitian ini, hubungan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi masih tergolong cukup yaitu dengan nilai 0,553. Sedangkan nilai koefisien determinasi menunjukkan nilai 0,305 30,5 %, demikian itu menunjukkan pengaruh lebih besar diberikan faktor lain di luar struktur organisasi. Faktor lain tersebut adalah budaya organisasi, teknologi informasi, manajemen sumber daya manusia, dan lain-lain. 2. Saran Kepada para pengelola pesantren diharapkan untuk mampu menghidupkan struktur organisasi yang telah dibuat dengan memperhatikan pembagian kerja, spesialisasi pelaksana, formalisasi, orientasi impersonal, otoritas, dan wewenang yang interaktif. Demikian juga terhadap sasaran dari efektifitas organisasi pesantren agar dapat dicapai yang terdiri dari kepemilikian nilai dan falsafah, orientasi pendidikan, pendidikan berbasis asrama, santri mengelola sendiri aktifitas dan kegiatannya, pendidikan diorientasikan untuk masyarakat, dan kepemimpinan kyai yang profesional. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian pada pendalaman atau pengembangan aspek-aspek dari struktur organisasi, efektifitas organisasi, atau faktor lain yang mempengaruhi efektifitas organisasi di pesantren. Sehingga dengan memiliki ragam varian prediktor terhadap efektifitas organisasi di pesantren, dapat mengembangkan pesantren lebih produktif dan sistematis. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 195 E. Daftar Pustaka Amah, Edwinah; Mildre Daminabo-Weje; dan Roberta Dosunmu. “Size and Organizational Effectiveness Maintaining a Balance.” Advances in Management & Applied Economics, Vol. 3, No. 5 2013. Basol, Esra and Ozgur Dogerlioglu. “Structural Determinant of Organizational Effectiveness.” Journal of Organizational Management Studies, 2014. Daft, Richard L. Management. USA South Western, 2010. Etzioni, Amitai. “Authority Structure and Organizational Effectiveness.” Administrative Science Quarterly, Vol. 4, No. 1, 1959. Gammahendra, Fianda; Djamhur Hamid; dan Muhammad Faisal Riza. “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 7, No. 2, 2014. Gavrea, Corina. et. al. “Determinants of Organizational Performance; The Case of Romania.” Management and Marketing, Vol. 6, No. 2 2011. Gibson, James L. Organizations Behavior, Structure, Processes. New York Mc Graw-Hill Irwin, 2009. Hanggraeni, Dewi. Perilaku Organisasi – Teori, Kasus, dan Analisis. Jakarta Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2011. Madjid, Nurcholish. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta Paramadina, 1997. Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta INIS, 1994. Naserinajafabady, Razieh; Hassan Rangriz; and Javad Mehrabi. “Effects of Organizational Culture, Structure, and Strategy on Organizational Effectiveness by Using Knowledge Management Case Study; Seven International Transportation Company.” International Research Journal of Applied and Basic Science, Vol. 7, No. 6, 2013. Razia, Mbaraka. “A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya.” International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015. Robbins, Stephen P. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi. Alih bahasa Jusuf Udaya. Jakarta Penerbit Arcan, 1994. Robbins, Stephen P. & Mary Coulter. Manajemen. Alih bahasa T. Hermaya. Jakarta Indeks, 2005. Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. Organizational Behavior. New Jersey Pearson Prentice Hall, 2007. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 196 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 Steers, Richard M., Efektifitas Organisasi. Alih bahasa Magdalena Jamin. Jakarta Lembaga PPM dan Penerbit Erlangga, 1985. Susnadati. “Faktor-faktor Determinan Keefektifan Organisasi SMA Negeri di Semarang Pada Era Desentralisasi Pendidikan.” Disertasi. Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2007. Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta Bumi Aksara, 2011. Vinitwatanakhun, Watana. “Factors Affecting Organizational Effectiveness of Nursing Institutes in Thailand.” Dissertation. National Institute of Development Administration Bangkok Thailand 1998. Wahid, Shalahuddin. Transformasi Pesantren Tebuireng; Menjaga Tradisi di Tengah Tantangan. Malang; UIN-Maliki Press, 2011. Wiyono, Gendro. Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS & SmartPLS Edisi 1. Yogyakarta UPP STIM YKPN, 2011. Zarkasyi, Abdullah Syukri. “Pengembangan Pendidikan Pesantren di Era Otonomi Pendidikan; Pengalaman Pondok Modern Darussalam Gontor.” Pidato Penerimaan Doktor Honoris Causa dalam Bidang Pendidikan Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2005. Zarkasyi, Abdullah Syukri. Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pesantren. Jakarta Raja Grafindo Persada, 2005. Zarkasyi, Abdullah Syukri. Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor. Ponorogo Trimurti Press, 2005. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Edwinah AmahMildred Daminabo-WejeRoberta DosunmuThe paper reviews literature on the effect of size on organizational effectiveness. The paper concludes that the success of organizations to a very large extent depends on their ability to right size and combine the benefits of small and big companies. The paper therefore recommends that Organizations should have a "big company/small company hybrid" that combines a large corporation"s resources and reach with a small company"s simplicity and flexibility. Size should be managed effectively to empower workers and improve the competitiveness of organizations. JEL classification numbers M, MO, M1, M10Continuous performance is the objective of any organization because only through performance, organizations are able to grow and progress. Knowing the determinants of organizational performance is important especially in the context of the current economic crises because it enables the identification of those factors that should be treated with an increased interest in order to improve the organizational performance. The most important objective of this paper is to create a model that will allow, based on multiple dimensions, to evaluate the Romanian manufacturing companies and to underline the relationship between the way they operate and their performance. The model used in this study was developed from the existing literature on organizational diagnostic models and from a broad literature review conducted to identify the factors influencing the performance of an organization. The results of this study also offer information on the relationship between the performance measurement process and the organizational performance. This article offers the base to identify measures that can lead to an improvement in organizational BasolOzgur DogerliogluIncreasing organizational effectiveness is one of the most important organizational goals for almost all organizations in every industry. This study reviews the function of organizational structure for increasing organizational effectiveness especially by focusing on software industry organizations. The structural variables considered in this research are formalization, specialization, centralization, organizational age and size. The survey prepared according to the research model was responded by 120 software firms. The collected data were analyzed using statistical test techniques. The findings show that formalization and specialization increase organizational effectiveness. On the other hand, increasing the organizational size decreases the organizational effectiveness. The results indicate that software companies should stay at small scales in their organizational size while increasing their organizational performances with the help of specialization and VinitwatanakhunThis study investigates the effects of factors related to organizational effectiveness of administrators and faculty members in nursing institutes under the jurisdiction of the Ministry of University Affairs. The survey instruments were distributed to six public and seven private nursing institutes. The response rate was The sample groups were divided according to the roles of administrator s and faculty members. Eight factors environment, technology, leadership style, culture, strategic planning, human resource development, structural design, and power control were selected as important independent variables affecting organizational effectiveness. The hypotheses proposed in this study were that all eight independent variables significantly explained and predicted organizational effectiveness. Factor analysis was employed to help grouping of 90 items of the eight independent variables. The analysis yielded eight factors that confirmed the intuitive grouping of the factors affecting organizational effectiveness. Multiple regression analysis was employed to test the research hypotheses of these eight factors. The results of this study showed that only four independent variables leadership style, technology, strategic planning, and human resource development significantly explained and predicted organizational effectiveness. In addition, it was found that leadership style is the best predictor of the perceived organizational effectiveness, because of the importance of leadership in all kinds of group action in the organizations. Examined in this study are several conclusions to support some previous researches and studies. Promoting group cohesiveness and team effort thus increasing opportunities for personal satisfaction in work performance and reducing stresses, and external control seems to indicate that leadership style is a very important factor in combining other significant factors to determine organizational effectiveness. Amitai EtzioniAn important factor in the ability of an organization to achieve its goals is its authority structure. If goals and authority structure are incompatible, goals may be modified to the extent that means become parts of the goals themselves. Several organizational assumptions, such as that staff authority is generally subordinated to line authority, are analyzed in different kinds of organizations to show that, in practice, they must be modified according to the major goals of the organization. In professional organizations, for example, traditional staff and line concepts must be reversed, since the staff "experts" are carrying out the major goal activity, while the "line" plays a service L DaftRichard L. Daft, Management USA South Western, 2010, Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia KediriFianda GammahendraDjamhur HamidDan Muhammad Faisal RizaFianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, "Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri," Jurnal Administrasi Bisnis, No. 2, 2014 Determinan…SusnadatiSusnadati, "Faktor-faktor Determinan…"Pengaruh Struktur Organisasi…" 30 SusnadatiFianda GammahendraDjamhur HamidDan Muhammad Faisal RizaFianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, "Pengaruh Struktur Organisasi…" 30 Susnadati, "Faktor-faktor Determinan…"A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private UniversitiesMbaraka RaziaRazia, Mbaraka. "A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya." International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015.
struktur organisasi pesantren dan tugasnya